Memahami Moderasi Beragama di Lingkungan Pelajar

Publish

21 June 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
12
IPM Jawa Timur

IPM Jawa Timur

SURABAYA, Suara Muhammadiyah - Dalam upaya pemahaman moderasi beragama, PW IPM Jawa Timur mengadakan seminar dengan menghadirkan Direktur Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Republik Indoensia dengan tema “Penguatan Nilai-nilai Moderasi Beragama untuk Pelajar”. Bertempat di Aula BPSDM Jawa Timur. Sabtu (15/06).

Agenda ini masuk dalam kegiatan fokus Rapat Kerja Wilayah yang dihadiri oleh perwakilan dari Pimpinan Daerah IPM di seluruh Jawa Timur. Ketua bidang Seni Budaya IPM Jawa Timur, Nizar Syahroni menjelaskan bahwa banyak generasi muda yang salah pemahaman terkait moderasai beragama.

“Oleh karena itu pada malam hari ini mari kupas bagaimana cara beragama yang moderat. Menjadi umat unggul dan teladan tanpa keluar dari batasan ekstremisme.” Jelas Nizar.

Direktur Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Prof. Dr. Irfan Idris, MA mengatakan bahwa sebenarnya manusia itu sudah mempunyai nilai dalam dirinya, tetapi masih lemah. Oleh karena itu perlu pemahaman dalam moderasi beragama. “Moderasi beragama itu maksudnya ialah sikap tengah. Tidak terlalu fanatik dan tidak terlalu lemah. Diantara kedua hal yang buruk.” Terangnya.

Ada suatu sikap, tambah Prof. Irfan, tindakan dan cara pandang dalam praktek beragama dalam kehidupan sehari-hari dan tujuan utamanya dari moderasi agama itu menjadi teladan bagi semua orang. “Negara kita sudah selesai dan final dengan ideologi Pancasila. Tidak ekstrem dan tidak berlebih-lebihan saat menjalani agama menjadi salah satu cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yakni melindungi martabat kemanusiaan di Indonesia.” Ungkapnya.

Bukan tugas kita menyalahkan yang berbeda aliran dengan kita. Tetapi mari menghormati perbedaan dan memberi ruang orang lain untuk berkeyakinan serta mengekspresikan keyakinannya. “Teman-teman jadilah pelajar yang mempunyai toleransi yang aktif atau pasif, maksudnya aktif ialah menghormati dan membantu sedangkan pasif menghormati tidak membantu.” Tandasnya.

Bukan malah menjadi intoleransi kepada agama lain. Artinya, tidak hormat dan tidak membantu agama lain. Di akhir pemaparannya, beliau berpesan kepada seluruh kader IPM se-Jawa Timur untuk terus memahami praktek moderasi beragama. Jadilah teladan di lingkungan sekitar dan mempunyai pengetauan luas.

“Saat ini generasi muda semangatnya selangit, tetapi pemahamannya sangat dasar. Oleh karena itu tinggikan pemahaman teman-teman agar mempunyai nilai terhadap masyarakat.” Tutupnya. (faqih/diko)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

Dosen PBSI FKIP UHAMKA Giatkan Pelatihan di di SMP Muhammadiyah 1 Kota Tegal  TEGAL, Suara Muh....

Suara Muhammadiyah

24 December 2024

Berita

MEDAN, Suara Muhammadiyah - Inovasi tidak boleh berhenti. Itulah yang dilakukan dosen UMSU Dr. Fetra....

Suara Muhammadiyah

31 July 2024

Berita

MESIR, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau telah melakukan Dauroh Ilmiah. Dauroh....

Suara Muhammadiyah

11 October 2024

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah - Dosen Komunikasi Fisip Unismuh Makassar mewakili Kepala LLDIKTI Wilay....

Suara Muhammadiyah

18 November 2023

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Seperti mengamini sebuah kalimat dalam lirik salah satu lagu dan....

Suara Muhammadiyah

20 February 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah